“Jika orang mengatakan uang adalah awal dari kebahagiaan, bagiku uang adalah awal dari kehancuran”, begitu kata Maurer Mario yang berperan sebagai Gun dalam Film Thailand berjudul My Friend Never Die. Jika dilihat ungkapan itu jelas dan sangat benar. Di dunia dewasa ini hal paling utama yang dicarai adalah uang. Ada uang ada kenikmatan, ada uang ada makan, ada uang segalah sesuatu pasti dan ada uang dunia miliki kita.

Uang sedang mengalihkan dunia. Uang adalah raja yang harus dicari. Kemanusiaan, persaudaran, kekeluargaan semakin renggang. Tuntutan hidup dan perkembangan dunia semakin mengiyahkan dan mendukung hal itu. Saat manusia semakin tambah selerah hidupnya saat itulah masyarakat harus mencari uang untuk mendapatkan makanan, untuk medapatkan pakaian, untuk mendapatkan handphone dan untuk memenuhi segalah sesuatu yang lainnya.
Uang adalah Tuhan yang harus dicari dan diutamakan. Tuhan seakan dilupakan dan dinomorduakan. Bahkan kita semua lupa akan Tuhan karena apa yang kita lihat adalah uang dan bukan Tuhan maka uang adalah hal utama yang harus dihasilkan. Tak peduli apakah kita harus mengorbankan saudara kita, menjual ibu kita, atau bahkan gadis kecil kita dikerjakan kepada lelaki hidung belang hanya untuk menghasilkan uang.
Sebagai masyarkat yang hidup di tengah perkamangan zaman sudah tentulah kita menerima hal ini. Namun yang terpenting adalah apakah yang kita lakukan adalah hal yang penting. Apakah makan lebih penting dari kehidupan atau hidup lebih penting dari Tuhan. Memang kita harus menghasilkan uang lebih dulu karena Tuhan tak terlihat dan yang kita dapatkan untuk memenuhi segalah keinganan adalah selalu uang.
Jika kita berada pada konsep di atas maka pola pemikiran kita terbalik menurus saya. Mengapa, karena Tuhan bukan soal logika tapi Tuhan soal perasaan. Tuhan bagai angin yang tak terlihat tapi dapat dirasakan. Jika kita tak merenungkan atau merefleksikan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, kita tak akan pernah menyadari jika Tuhan selalu bekerja untuk kita.
Saat kita hanya percaya tentang apa yang dirasakan oleh panca indera dan saat kita percaya segala sesuatu yang kita yakini adalah ilusi serta saat kita dimabukkan oleh uang dan kenikmatan saat itulah kehancuran itu tiba. Kesombongan itu makin bertumbuh dan kita anggap hanya orang bodoh yang tak ingin jadi kaya. Inilah dunia kita dan uang haruslah dicari tak peduli yang korban kawan atau lawan karena hidup adalah soal makan dan minum. Jangan tanyakan soal arti kemanusiaan. Tanyakan saja tentang uang. Itu yang saat ini kita butuhkan. Kita generasi uang dan jabatan. Salam. (Jhon Iyai)