WIYAI MANA NEWS

Kicau burung nuri yang menyusup lewati Daun-daunan dan pohon bersama hangatnya  Mentari pagi adalah sebuah misteri  Pada siapa rinduku bagi  Kicauan burung yang menggetarkan ibaku dan terbang entah kemana  Adalah sebuah duka  Yang tertinggal dari kibasan  Sayap lukanya.  By'Son Yatougi Wiyai

Kulihat bukit dan rawa membentang  Warna hijau bagai permata alam  Ku coba telusuri jalan  Akankah tetap begitu Ku ingin tetap begini  Terlihat apa adanya  Kuingin tetap begitu  Terlihat kenyataannya Mentari mulai tenggelam  Dan... Akupun tetap disini  Menikmati alam yang ada  Oh..... Alam tempat kelahiran ku .........aman dan damai  Oh..... Alam tercintaku  ...........Lestarikanlah.  By' Son Yatougi Wiyai

Andai ko tahu kawan Luka ini makin lama Makin dalam Ku dibuat diam seribu bahasa Lama-lama Makin Menyiksa Dengan piluh tak berdaya ku menatap wajahmu yang sombong Kau terlena makin enteng Tertawa dalam duka Tidakkah ko tahu kitong sekadung kawan Dulu kitong bersama Kini Egomu memisahkan kita Sudut Kota Nabire, 22 Sept. 2018

keindahan kata tak seindah karya melawan arus terbawa arus jua betapa lemahnya aku pada nafsu dunia diri ini tergoda jua pada yang berhala fisik yang tegar belum tentu jua jiwanya mental baja berjiwa perwira sayang, ku cuma pintar berkata disana gampang menyera mengapa penyesalan selalu diakhir mengapa harus rapuh jiwa yang tegar penderitaan semakin bertambah hati ini makin merana ku tak tahu akankah terbawa arus derasnya arus tak dapat ditembus disini cuma ada pengharapan pada Dia yang berkuasa  (Jhon Iyai)

Hi Bintang Kejora…! Kau Biji Mataku…! Kau Bendera dari Tatah Hatiku…! Ku terkejut memeluk Mu Membuat kuter haru Dengan kehanggatan mu Di balikdunia yang letih dan lesuhini. Ku Ingin engkau bersama sama ku…! Ku Ingin engkau menyinari ku…! Ku Ingin engkau mengobatiluka yang membekah Dalam lubukku…! Dan mengahapuskan tetesan air mata Dalam duka dan derita ini…!